SOWAN GURU

 HILWAH ~ 


Dari Pesawaran Lampung rihlah sepanjang jalan pulau Jawa untuk bertemu guru-guru yang telah menunjukkan jalan cahaya kebenaran. Berharap selalu bisa nyadong barokah dan gondelan pada beliau untuk bersambung pada Sang Nabi tercinta, Nabi Muhammad SAW. 



Bersimpuh di hadapan Hadratus Syaikh Hasyim Asy'ari untuk untuk meminta restu nguri-uri peninggalan beliau. Semoga masih diakoni sebagai santri beliau nantinya. Bergemuruh lirih luruh memanjatkan doa kepada pada para pendahulu, guru, masyayikh, awliya', para Nabi. Berdoa demi keistiqomahan diri untuk selalu dengan niat belajar mengajar umat Kanjeng Nabi Muhammad SAW. 



Berziarah ke makam Gus Dur, Jombang





Berlanjut ke Lirboyo, salah satu kawah candradimuka penempaan calon Kyai Bu Nyai masa depan. Bergelimang kitab turots keislaman, mencecap hikmah, bergerak khidmat, menyadong keberkahan doa doa dari para masyayikh dan khadimul ma'had. 
















Dari Kediri, bergeser ke Bayat, Klaten. Lokasi di mana Sunan Pandanaran dimakamkan. Menurut sejarah, beliau adalah murid dari Sunan Kalijaga. Sunan Pandanaran belajar kepada Sunan Kalijaga, lalu mengajar ke penduduk selatan Jawa. Karena pertama kali interaksi adadi wilayah Pantai Utara Jawa. Kenapa begitu? Karena pantai utara Jawa banyak pelabuhan besar di mana warga luar Nagari datang dan berinteraksi, termasuk sejarah masuknya Islam ke tanah Jawa bermula di pantai utara Jawa. 


Kami lanjutkan ziarah ke Guru Guru kami di Krapyak. Sanad Al Quran kami bertaut kepada beliau-beliau. 

Syeikh Munawwir Krapyak, Yogyakarta






Maqbaroh Bu Nyai Hj. Durroh Nafisah Ali.

 لها الفاتحة... 

Bu Nyai Hindun, puteri beliau, Al Maghfurlah Bu Nyai Hj. Durroh Nafisah Ali






Setelah dari Krapyak, kami lanjut sowan ke Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Pondok yang memberikan banyak pelatihan nyata dalam menghadapi gelombang 🌊 topan kehidupan. Mulai dari tradisi keilmuan Islam, bahasa, tahfidzul Quran, kebiasaan sehari-hari, organisasi, belajar mengajar, semuanya dibiasakan di sini. 







Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta berkembang pesat saat ini, lembaga pendidikan mulai dari KB/ RA Tahfidzul Qur'an Wahid Hasyim, MI Wahid Hasyim Yogyakarta, MTs Wahid Hasyim Yogyakarta, MTs Darul Qur'an Wahid Hasyim Yogyakarta, SMP Sains Al Qur'an PP Wahid Hasyim Yogyakarta, SMA Sains Al Qur'an PP Wahid Hasyim Yogyakarta, MA Darul Quran PP Wahid Hasyim Yogyakarta, MA Wahid Hasyim Yogyakarta, dan SMK As Syafii. 


Bu Mudrikatul Khoiriyah, SP Pengasuh PP. Rahumy Lampung, santri PP Wahid Hasyim Yogyakarta bersama Ibu Pudji dan Ibu Ulya alumni juga guru aktif di SMA Sains Al Qur'an PP Wahid Hasyim Yogyakarta

 

Bu Etu Windi Astuti alumni Pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta dari Lampung yang sedang mengantarkan putranya belajar di Pondok pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta. Beliau alumni Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta yang saat di Pondok pesantren beliau aktif sebagai guru dan pembina bersama Ibu Pudji dan Ibu Ulya guru aktif di SMP Sains Wahid Hasyim Yogyakarta dan SMA Sains Wahid Hasyim Yogyakarta


Gus H. Reza Jauharul Alam. Lc. Pengasuh Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta didampingi Istri Beliau Ning Hj. Zayyan sedang memberikan sambutan acara kunjungan silaturahim santri2 PP Rahumy (Roudlatul Huda Al Islamy) Lampung di bawah pengasuhan Ibu Nyai Mudrikatul Khoiriyah, SP. Beliau alumni Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta yang sangat luar biasa semangat. 






Cr Video pribadi Ibu Nyai Hj Nelly Umi Halimah Maturnuwun sanget Ibu. 

Mugi Bapak Ibu sekeluargi tansah pinaringan kesehatan & kebahagiaan Aamiiin


Ibu Nyai Mudrikatul Khoiriyah, SP Pengasuh Pondok Pesantren Rahumy (Roudlatul Huda Al Islamy) Lampung, santri alumni PP Wahid Hasyim Yogyakarta. Bu Nyai Ika yang selalu semangat pantang mundur & sangat menginspirasi teman-teman, utamanya asrama Halimah, pokoknya wonder womennya asrama Halimah.




Dawuh Gus H. Reza,  "jadi santri harus semangat agar hasilnya cemerlang."


Bu Nyai Mudrikah bersama Putra Gus H Reza - Ning Hj. Zayyan, cucu pertama Bunda Nyai Nelly - Bapak  Jalal


يَوْمًا مَا ، سَتَنْظُرُ إِلَى الْخَلْفِ وَتَقُولُ بِفَخْرٍ: كَانَ ذَلِكَ صَعْبًا، وَلَكِنِّي تَجَاوَزْتُهُ

"Suatu hari nanti, kamu akan menoleh ke belakang., lalu berkata dengan bangga: Itu memang berat, tapi aku berhasil melaluinya."





"Kusaksikan duri-duri menjadi mawar mengekalkan jarak di tangkai bunga taman-taman menebarkan wewangian dalam gerak asmaul-husna"



Gus H. Reza dawuh, mengutip dari Kitab Hikam Ibnu 'Athoilah Assakandari, 

مَنْ أَشْرَقَتْ بِدَايَتُهُ أَشْرَقَتْ نِهَايَتُهُ

"Barang siapa awal perjalanannya bersinar, akhir perjalanannya pun bersinar."



Setelah dari Pondok Pesantren Wahid Hasyim Yogyakarta, kami melanjutkan silaturahim ke API Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah. 








Komentar